Surat dari Masa Lalu

Ingin ku tanyakan kabar mu,
Apakah kamu masih penuh senyum?
Sesekali aku memimpikan suaramu dalam bisik - bisik kecil di hujan gerimis.
Tidak, tidak terlalu rindu aku.
Hanya terbersit sesaat atau dua kali per satu detik.
Aku tahu kamu tidak pernah lupa, seperti aku.
Gores - gores luka darimu masih membawa tanda besar dalam hidupku, jadi mana mungkin Aku bisa lupa.
Kamu tidak waras jika berpikir aku sudah lupa.
Hanya saja cukup bagiku menyakinkan bahwa kita sama -sama telah memilih jalan bersebrangan.
Tidak mesti bergandeng tangan untuk mengatakan kita saling mendukung.
Aku tahu kita sama - sama ingin yang terbaik untuk hidup kita sendiri.
Jangan mencoba munafik dengan mengatakan "Asalkan kamu bahagia"
Itu hanya lirik lagu cupu yang tidak logis.
Jadilah diri kita sendiri, jangan mencontoh dari lirik lirik yang mengalun pasrah di kelap kelip sepinya Ibukota.
Kita bisa bergerak dan memutuskan apa yang sebenarnya tepat dalam hidup kita.
Selama itu tidak menyakiti siapapun.
Semoga kamu kembali ke dunia nyata dengan manis seperti saat kamu pertama menuju Ibukota.
Salam dari ku, orang dari masa lalu yang ingin kamu bangkit.


Komentar

Postingan Populer